4 Perbedaan dari Perang Ketupat, Wisata Budaya di Bangka Belitung dan Bali

  Tahu gak traveler ternyata perang ketupat tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Bali saja, ternyata di provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga merayakan tradisi perang ketupat. Tradisi perang ketupat merupakan tradisi dimana para peserta saling melemparkan ketupat. Ingin tahu apa saja keunikan budaya yang ada Bangka Belitung dan Bali? Yuk simak ulasan berikut ini!

Ruah Tempilang dan Aci Rah Pengangon adalah nama lain perang ketupat di Bangka Belitung dan Bali

Perang Ketupat, Wisata Budaya di Bangka Belitung dan Bali

Walaupun mempunyai perayaan yang sama yaitu menggunakan ketupat sebagai alat perang, ternyata Bangka Belitung dan Bali memiliki nama lain dari perang ketupat. Perang ketupat di Bangka Belitung lebih dikenal dengan nama “Ruah Tempilang” sedangkan nama lain dari perang ketupat di Bali dikenal dengan nama “ Aci Rah Pengangon”

Perayaan yang sama dengan tujuan berbeda

Terlaksananya perang ketupat di Bangka Belitung dan Bali memiliki tujuan yang berbeda. Jika perang ketupat di Bangka Belitung dilaksanakan untuk tujuan menghindari malapetaka yang disebabkan oleh makhluk yang lain, berbeda halnya dengan perayaan perang ketupat yang ada di Bali yang diadakan dengan tujuan sebagai ucapan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi atas hasil panen yang diberikan dan terhindar dari kekeringan dan juga atas limpahan rezeki.

Pemimpin perang ketupat di Bangka Belitung di kenal dengan istilah dukun, sedangkan di Bali dikenal dengan nama pemangku

Sebelum melaksanakan perang ketupat pada biasanya masyarakat Tempilang akan melakukan ritual, ritual tersebut di pimpin oleh tiga orang dukun yakni dukun darat, dukun laut, dan dukun tua. Mereka akan memberikan sesaji sebagai persembahan kepada makhluk halus yang dipercaya mendiami daratan Tempilang. Sesajian tersebut diletakan di rumah-rumahan yang terbuat dari kayu disebut Penimbong. Sedangkan di Bali juga diadakan ritual sebelum merayakan perang ketupat yang dipimpin oleh seorang rohaniawan (pemangku), dimana nanti pemangku dan warga desa kapal akan melakukan upacara persembayangan bersama di pura setempat, dipimpin oleh seorang rohaniawan (pemangku).

Perang Ketupat di Bangka Belitung dimulai tahun 1883, sedangkan di Bali perang ketupat merupakan warisan leluhur dari abad 13 masehi

Kabar cerita yang didapat bahwa perang ketupat di Bangka Belitung sudah dimulai saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Namun, yang jelas perang ketupat telah diselenggarakan secara turun – temurun dan sampai saat ini perang ketupat masih diselenggarakan di Bangka Belitung, sedangkan perang ketupat di Bali jika dilihat dari waktu terbentuk sudah lebih dahalu pada abad 13 masehi yang diwariskan oleh para leluhur dan sampai detik ini masih tetap dipertahankan, malah menjadi daya tarik objek wisata tersendiri untuk menarik para wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali

Jika traveler tertarik untuk menyaksikan perang ketupat yang merupakan wisata budaya di Bangka Belitung, dilaksanakan pada tanggal 15 atau minggu ketiga di bulan Sya’ban atau ingin melihat budaya ini di Bali yang bisa disaksikan hanya setahun sekali pada hari purnama kapat antara bulan September – Oktober, sebelumnya traveler dapat memastikan tanggal event terserenggaranya perang ketupat terlebih dahulu yang dapat diakses di kalender event ditiap provinsi.

Mau budget traveler irit dikantong? Yuk, gunain fitur khusus “price alert” atau pengingat harga  di Airpaz.com agar traveler dapat mendapatkan penawaran promo tiket pesawat murah di Airpaz, jika ingin berkunjung ke Bangka Belitung maupun di Bali. Happy traveling Airpazious (Fera)

promo-Airpaz

Share with us